(Kedekatan anak dengan alam. Foto: dokumen pribadi)

Dekat dengan alam merupakan salah satu pendidikan karakter yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Dalam realitanya, masyarakat pedesaan berbeda dengan perkotaan dalam mendidik anak untuk hidup berdampingan dengan alam. Kalau di desa, anak akan dibiarkan lepas di alam. Bahkan tak jarang si anak yang masih belum masuk Sekolah Dasar harus berpetualang di alam bersama kawanannya. Ada yang berpetualang di sungai dengan menghabiskan waktu untuk mancing atau berenang. Ada juga yang berpetualang di kebun untuk mencari belalang sebagai makanan burung. Di kota, jangankan pergi ke sungai, mainan air kran saja sudah ditegur. “Jangan nak, nanti kotor, sakit, basah”. Anak main ke taman depan rumah yang luasannya seuprit juga ditegur “jangan nak nanti kena ulat, kotor, digigit nyamuk”. Pokoknya banyak kata “jangan” kalau di kota.

Orang yang lahir dan dibesarkan di desa sekalipun, kalau sudah pindah ke kota akan banyak mengeluarkan kata “jangan” pada buah hati. Sebenarnya tidak salah dengan hal demikian karena memang di kota banyak resikonya kalau melepaskan anak begitu saja. Rawan penculikan, banyak kendaraan berlalu-lalang, atau alasan berbahaya lainnya. Meskipun demikian, kata “jangan” sebaiknya dibatasi apalagi di saat anak akan berbaur dengan alam.

Namun bagi orang tua yang sadar akan pentingnya bersahabat dengan alam, hidup di manapun akan selalu memberi kesempatan anak untuk mengeksplorasi alam. Beberapa sahabat seperti nurrochma.com juga tetap mengajari anak untuk dekat dengan alam, misalnya bermain tanah. Memang di tanah terdapat parasit seperti cacing, jamur, bakteri, virus yang dapat menginfeksi si anak, namun dengan belajar dengan tanah juga dapat memberi dampak yang baik untuk anak. Ada juga sahabat aniskhoir.com yang juga mengajari si buah hati dengan meronce bahan dari alam.

Alam memberi arti yang sangat berharga bagi tumbuh kembang buah hati. Hal ini juga diungkapkan oleh tirto.id bahwa belajar di alam dapat meningkatkan prestasi anak. Alam yang dimaksud dalam pembahasannya adalah kebun.

Jika sejak dini si buah hati dikenalkan dengan belajar di alam, maka akan memperoleh segudang manfaat yang antara lain terangkum sebagai berikut.

Anak akan terbiasa bersyukur

Alam merupakan bukti ciptaan Tuhan. Dengan pengenalan bukti ciptaan Tuhan, anak akan berfikir tentang hebatnya ciptaanNya. Jika ciptaanNya hebat, penciptanya apalagi. Dalam ajaran agama Islam, mengagumi ciptaan Tuhan melalui kekaguman terhadap ciptaanNya disebut dalil Aqli.

Baca juga: Banjir 2017. Siapa yang Salah?

Melatih kreativitas dan keterampilan anak

Bagi anda yang tinggal di kota, apakah pernah menjumpai anak-anak kecil seusia SD bermain wayang-wayangan dari jerami/ pelepah daun singkong, bermain tembak-tembakan dengan bambu yang diisi dengan kertas yang dibasahi? Pasti jawabannya TIDAK. Sebagian besar anak-anak di kota mainannya gadget dan berbagai mainan modern seperti mobil remotan, sepatu roda, pesawat remotan dan berbagai mainan instan lainnya.

Anak desa masih banyak yang mainan dengan bahan-bahan dari alam. Mereka terbiasa membuat aneka barang tiruan yang terbuat dari alam. Misalnya membuat bentuk kucing dari tanah liat. Dalam proses membentuk tersebut, dibutuhkan krativitas dan keterampilan sehingga bisa menyerupai bentuk asli dari kucing. Contoh lain misalnya membuat layang-layang berbentuk kupu-kupu. Sebelum meranngkai bahan, si anak harus bisa membentuk pola kupu-kupu dulu. Setelah itu baru mencoba memadukan dan menata bahan hingga menyerupai kupu-kupu. Hal tersebut dapat melatih keterampilan anak dalam berkreasi bagaimana menyusun bahan hingga menjadi bentuk  yang mirip kupu-kupu.

Meningkatkan daya ingat anak

Sumber belajar yang paling baik adalah alam. Karena alam memberikan segala kebutuhan manusia untuk belajar. Seorang anak yang berinteraksi langsung dengan alam akan menjadi pengalaman yang melekat di pikiran hingga dia dewasa. Misalnya di sekitar rumah banyak pohon lamtoro atau turi. Daun tumbuhan tersebut ketika sore hari akan mengatupkan daunnya. Ketika SMP ketemu dengan pelajaran IPA yang kaitannya dengan gerak tumbuhan. Di situ disebutkan ada gerak namanya niktinasti, yaitu gerak yang disebabkan oleh kondisi gelap. Contoh tumbuhan yang bergerak secara niktinasti adalah lamtoro dan turi yang mengatupkan daunnya waktu sore hari. Dibandingkan anak yang hanya memahami melalui buku, gambar, atau video, anak yang melihat fenomena secara langsung jauh akan lebih mudah mengingat tentang gerak niktinasti.

 Anak terbiasa melestarikan lingkungan

Terbiasa hidup berdampingan dengan alam memberi bekas kenyamanan di hati dan pikiran yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pasti tidak rela jika mulai kecil hingga dewasa hidup dekat dengan alam, ternyata suatu ketika ada perusakan terhadap alam. Reaksi yang mungkin dilakukan ketika terjadi yang demikian adalah keinginan untuk selalu melestarikan alam.

Baca juga: Pelajar Masih Perlu Peningkatan Kepedulian terhadap Lingkungan

Sebenarnya masih banyak segudang manfaat alam bagi tumbuh kembang anak, namun rasanya halaman  ini tidak cukup menjelaskan semuanya.

(Bentuk kegiatan di sekolah alam. Foto: rri.co.id)

Namun, yang perlu anda tahu bahwa hingga kini sudah muncul berbagai penelitian tentang manfaat alam terhadap tumbuh kembang anak. Termasuk munculnya sekolah alam di Indonesia yang dipelopori oleh Lendo Novo. Dan sekarang mulai bermunculan sekolah alam di beberapa wilayah, misalnya sekolah alam milik Dik Doank di Tangerang. Konsep sekolah alam adalah sekolah yang disetting bagaimana siswa sedekat mungkin dengan alam. Kreasinya bermacam-macam. Ada yang melalui bangunan berupa gazebo tanpa dinding, adanya kegiatan berkebun, dan berbagai bentuk kegiatan lain yang mencerminkan dekat dengan alam.