Peran cendawan dalam pengomposan masih belum disadari oleh orang awam. Ketidaktahuan tersebut yang kadang membuat bingung ketika akan membuat kompos hingga harus membeli semacam mikroba starter kompos. Padahal, cendawan ini bisa berkembang dengan sendirinya ketika membuat kompos tanpa perlakuan dengan tambahan starter mikroba pengompos.
Jika dipelajari lebih dalam, segala macam organisme yang diciptakan di bumi ini memiliki manfaat dan kerugiannya masing-masing. Pengetahuan tentang manfaat dan kerugian dari organisme itu kemudian oleh manusia dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia di muka bumi. Misalnya adalah cendawan.
Cendawan merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil. Terdapat tiga jenis cendawan yang umumnya diketahui, yaitu jamur, khamir dan kapang. Jamur yaitu cendawan yang memiliki tubuh buah dan dapat dilihat kasat mata, misalnya jamur merang, jamur tiram dan jamur kuping. Khamir atau yeast adalah cendawan uniseluler, yaitu tubuhnya tersusun atas sel-sel tunggal, misalnya ragi tape dan ragi roti. Sedangkan kapang adalah cendawan yang tubuhnya tersusun atas miselium dan tidak pernah membentuk tubuh buah, misalnya kapang Aspergillus dan Peniccilium. Kapang biasanya ditemukan merusak bahan makanan seperti pada roti yang sudah kadaluarsa.
Cendawan hidup dari hasil penguraian zat oganik yang telah mati, seperti kayu, ranting, dan daun. Cendawan memiliki keunikan khusus yang tidak dimiliki oleh organism lainnya. Keunikan itu berkaitan dengan kemampuannya dalam mendegradasi lignin. Misalnya cendawan white rot fungi memiliki kemampuan mengurai lapisan lignin yang ada pada tanaman. Lignin pada tanaman berfungsi untuk melapisi jaringan yang ada pada tumbuhan untuk mencegah penguapan air yang berlebihan dan untuk melindungi tanaman dari bakteri yang merugikan. Ketika tanaman mati, bakteri tidak bisa langsung menguraikan selulosa pada tanaman tersebut karena terdapat lignin yang masih ada di permukaan membungkus jaringan tanaman tersebut. Tanaman itu tidak akan terurai sempurna ketika masih terbungkus oleh lignin. Sehingga untuk mendegradasi tanaman diperlukan bantuan cendawan. Peran cendawan dalam pengomposan yaitu merusak lignin terlebih dahulu. Setelah lignin terurai, maka selulosa yang ada di dalamnya dapat terurai oleh bakteri dan organisme-organisme lainnya.
Pada umumnya, cendawan lebih baik digunakan untuk proses pengomposan daripada bakteri karena kemampuannya mendegradasi lignin. Oleh karena itu dalam proses pengomposan cendawan berperan penting dalam mendegradasi zat kompleks pada tanaman menjadi zat anorganik sederhana yang bisa diserap oleh tanaman. Walaupun demikian, pengunaan cendawan saja atau bakteri saja dalam proses pengomposan kurang efisien mengingat kompleksnya susunan atau kandungan senyawa yang ada pada bahan-bahan organik yang akan dibuat kompos.
Baca juga: Jamur Tudung Pengantin, Si Jamur Unik nan Cantik
Untuk para petani, terutama petani organik, bisa mempelajari peran cendawan dalam pengomposan kemudian memanfaatkannya sebagai pengurai bahan kompos.
Ternyata jamur putih itu disebut cendawan to?
Pengen berkebun kecil2an eh pernah mati, jadi blm bikin lagi
berkebun lagi saja bu.heheh