Sampah dapur seringkali menjadi masalah. Mulai bau tidak sedap hingga menjadi pengundang lalat untuk mendekat. Dan bahkan berkembang biak menjadi belatung-belatung yang menjijikkan. Namun, jika mendapat sentuhan orang kreatif, sampah tersebut bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bahkan bisa jadi sumber uang.

Sampah dapur dalam hal ini adalah sampah basah/ sampah organik sisa-sisa makanan. Misalnya sisa nasi, sisa ikan, sisa sayur dan buah, sisa teh, susu, kopi, dan lain sebaginya.

Berikut ini cara mengolah sampah dari dapur hingga mendatangkan manfaat.

1. Siapkan wadah kecil untuk menampung sampah dapur sementara. Setiap hari harus dipindah ke tempat pengolahan selanjutnya.

2. Siapkan wadah lebih besar, misalnya drum untuk menampung sampah dan sebagai tempat fermentasi sampah tersebut. Usahakan drum dilengkapi dengan tutup dan bagian bawah diberi semacam kran. Fungsi kran untuk mengambil cairan hasil fermentasi/ pembusukan sampah.

Sampah dapur

Sampah basah dari dapur yang sudah dimasukkan drum siap difermentasi: dokpri

3. Sampah yang sudah terkumpul di drum, selanjutnya dicampur dengan air cucian beras, air gula, atau tetes tebu secukupnya. Fungsinya untuk mempercepat pertumbuhan mikroba pengurai.

Sampah dapur

Sampah basah dari dapur yang sudah difermentasi tumbuh semacam kapang: dokpri

4. Mengaduk campuran antara sampah basah dengan tetes hingga rata.

5. Tutup drum untuk melakukan proses fermentasi secara anaerob (tanpa oksigen). Selain itu juga berfungsi mencegah bau menyengat kemana-mana dan mencegah lalat hinggap kemudian bertelur.

6. Setelah 3-7 hari, cairan hasil fermentasi sampah bisa diambil melalui kran.

7. Tempatkan cairan dalam botol atau curigen dengan lubang kecil di bagian tutupnya untuk mencegah botol/ curigen meledak akibat tekanan gas hasil fermentasi.

8. Cairan tersebut biasanya disebut lindi. Bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Cara pengaplikasiannya sangat musdah. Cukup diencerkan dengan air perbandingan 1 : 10 (misal 1 liter lindi : 10 liter air). Gunakan campuran tersebut untuk menyiram tanaman rutin.

9. Jika air lindi sudah habis, letakkan sampah padatnya di tanah kemudian tutup terpal. Dibiarkan sebulan sudah menjadi pupuk padat organik.

Itu cara mengolah sampah dapur menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau peduli?